Jumat, 29 Maret 2013

KOTA GRESIK DAN WARUNG KOPI


Suka nongkrong di warung kopi ?
Nongkrong di warung kopi memang asyik. Demikian asyiknya sehingga banyak orang suka berlama-lama nongkrong di warung kopi. Dan karena itu juga muncul nama komedian yang sangat melegenda dengan nama Warkop alias Warung Kopi Prambros yang beranggotaan Dono, Kasino dan Indro.

Warung kopi menjadi tempat favorit untuk berkumpul dan rileks setelah bekerja atau melepas kejenuhan setelah seharian bekerja atau terlalu lama di dalam rumah. 

Warung kopi ada di mana-mana. Bahkan di seluruh hunian di dunia ini. Tentu saja istilahnya berbeda-beda.
Demikian pula di kota kelahiranku. Gresik. Sebuah kota kecil yang cukup tua dengan penduduk yang sangat padat. 
Hanya saja menurut pandanganku, dalam hal perwarung kopian tidak ada yang menyamai kota Gresik. Kenapa ? Karena yang namanya warung kopi bertebaran warung kopi, mungkin ribuan jumlahnya. Warung kopi bisa didapatkan, baik ditepi jalan-jalan raya, pinggir jalan kecil hingga  di  kampung-kampung. Sebagai gambaran saja, di sepanjang jalan Panglima Sudirman saja terdapat 15 buah warung kopi. Jln JA. Suprapto yang lebih pendek terdapat sekitar 12 warung kopi. Belum lagi di jalan-jalan lain yang lebih panjang. Terutama di kawasan kota Gresik sebelah utara. Yang merupakan kawasan kota tua yang sebagian penghuninya bermata pencaharian sebagai pengrajin. Dan uniknya, hampir semuanya ramai dikunjungi. Baik tua maupun muda. tentu saja hanya dari jenis laki-laki saja. 
Setiap saat anda akan mudah mendapati suatu tempat di sisi jalan dengan belasan motor yang diparkir berderet-deret. Maka kurang dari 5 langkah dari situ tentu anda pemiliknya sedang bersantai dengan secangkir kopi. Hal seperti itu bisa anda temukan dari pagi siang maupun malam hari. Lebih-lebih Sabtu malam Minggu.

Beberapa tahun yang lalu aku pernah menjuluki kota Gresik sebagai Kota Warung kopi, tapi banyak yang tidak senang mendengarnya. Mereka mengangap bahwa Warung kopi berkonotasi kurang sedap. Menimbulkan persepsi negatif, yang menggambarkan masyarakat Gresik lebih suka nongkrong daripa bekerja. Hmm... sekilas mungkin alasan itu masuk akal. Hanya orang yang kurang kerjaan aja yang suka nongkrong.
Tapi tunggu dulu....  Mari kita amati dulu sejak kapan, di mana warung kopi ini tumbuh dan siapa saja yang memanfaatkan warung kopi di Kota Gresik ??

Kembali bicara tentang kota Gresik, tapi kali ini kita bicarakan masa lalunya. Tapi gak usah terlalu jauh kebelakang, itu urusan ahli sejarah.
Kota Gresik berkembang dari hunian di pesisir utara yang kebanyakan penghuninya adalah nelayan, pedagang dan pengrajin. Nah sebagian berprofesi sebagai pengrajin inilah yang mungkin menyuburkan warung-warung kopi sejak dulu. Sebab mereka mengerjakan perhiasan, songkok, dos songkok dan sebagainya, dan itu tidak mengenal batasan jam kerja. Mereka bisa mengerjakan pesanan baik pagi sampai sore atau dari malam sampai pagi. Atau bukan tidak mungkin harus bekerja dari pagi sampai pagi dengan pola istirahat sesuka hati mereka. Asal pekerjaan selesai pada waktunya.
Pola kerja dan pola istirahat yang tidak seragam  menjadikan warung kopi sangat dibutuhkan keberadaanya di sepanjang waktu. Di samping sebagai tempat untuk mendapatkan kopi, tapi juga menjadi tempat melepas kejenuhan setelah lama bekerja. Dan ternyata lebih banyak lagi manfaat yang mereka temukan di sana. Di warung kopi itu pula mereka bisa berinteraksi dengan lingkungan yang sehari-hari mereka tinggalkan karena tuntutan profesi. Sambil bersantai mereka bisa berkomunikasi dan tukar informasi dengan sesama pengrajin. Dan yang belum lama disadari khalayak ramai tentang artinya warung kopi adalah di tempat itu pula dilaksanakan transaksi bisnis kerajinan yang dengan nilai yang cukup besar.

Nah setelah memahami semua itu rasanya tidak adil bila kita memvonis bahwa warung kopi adalah tempat orang yang kurang pekerjaan.
Dan dalam perkembangannya masyarakat Gresik sudah tidak lagi di dominasi para pengrajin dan pedagang. Sebagi kota industri tentu saja lebih banyak dihuni buruh pabrik. Sehingga tentu saja demikian pula yang nongkrong di warung kopi.

So, maklumlah kalau sekarang orang bisa menerima bila Gresik disebut sebagai Kota Warung Kopi.
Bagi anda pecinta kopi datang ke Gresik, jam berapapun anda butuh kopi andapun bisa mendapatkannya. Namun hati-hati. Kopi Gresik tidak seperti kopi-kopi yang dijual di warung kopi di kota lain. Karena persaingan antar warung kopi juga sangat ketat. Kopi yang gak mantap tentu akan ditinggal pelanggannya. Kopi produksi warung kopi Gresik lebih kental dan benar-benar maantaaff. Coba lihat ampasnya, hampir seperempat gelas !!!

Anda pecinta kopi ?? Coba kopi warung kopi di kota Gresik

3 komentar:

  1. Wadhuh, kalau ampasnya aja segitu banyak, pasti kopinya pekat dong ? Mantaaf !

    BalasHapus
  2. Tolong buat Bapak aparat Pemerintah dan Kepolisian Gresik untuk menindak lanjuti warung kopi yg terdapat menjual perjudian yg terselubung berkedok adu nasib atau kolas, krn akn merusk moral generasi, bgaimna mngkin Gresik yg Berhias Iman terdpt perjudian terselubung? sedangkn bir saja dilarang..

    BalasHapus
  3. Sejauh ini belum pernah didapati perjudian di warung kopi di Gresik.
    Bila ditemui mohon dilaporkan saja.

    BalasHapus